Kamis, 25 November 2010

Sejarah Atlantis : Membongkar Khayalan Plato

Beberapa waktu lalu, buku Arysio Nunes do Santos yang berjudulAtlantis: The Lost Continent Finally Found sempat membuat kita bertanya-tanya. Dalam buku tersebut, Santos menyatakan bahwa Indonesia adalah representasi paling tepat dari benua Atlantis.
Santos juga menyebutkan bahwa Indonesia adalah lokasi Taman Eden yang sebenarnya. Sejak diterbitkannya buku tersebut, banyak orang yang merasa bangga sekaligus yakin bahwa Indonesia memang merupakan sebuah kekuatan luar biasa pada masa lalu.
Lalu, bagaimana sebenarnya sejarah Atlantis? Apakah itu hanya legenda, mitos, atau khayalan biasa?

Sebenarnya, Atlantis adalah pulau hasil rekaan Plato, filsuf kenamaan Yunani, dalam buku Timaeus dan Critias karya Plato. Dalam Timaeus, dijelaskan bahwa terdapat sebuah kekuatan hebat yang melakukan ekspedisi melawan seluruh Eropa dan Asia.
Kekuatan yang dikabarkan terhebat di seluruh dunia dan terhebat dalam masanya. Kekuatan tersebut berasal dari pulau Atlantis, yang ukuran pulaunya lebih besar daripada ukuran Libya dan Asia jika disatukan. Sayang, Atlantis musnah karena banjir dan gempa dalam waktu semalam.
Dalam Critias, Atlantis digunakan sebagai oposisi Athena kuno, kekuasaan yang dibela Plato. Atlantis digambarkan sebagai kekuatan terbesar pada masanya, tapi bisa dikalahkan oleh Athena kuno. Dengan demikian, Athena Kuno adalah kekuatan paling superior pada masa tersebut.

Dari kedua karya Plato itulah cerita tentang Atlantis berkembang dari masa ke masa. Banyak yang percaya bahwa Plato tidak sekadar mengarang cerita, tetapi juga menjelaskan tentang keberadaan sebuah peradaban yang memiliki teknologi tinggi.
Keyakinan ini didasarkan pada bukti-bukti yang terekam dan jejak-jejak yang ditinggalkan. Oleh karena itu, tidak heran kalau banyak peneliti yang berusaha mencari lokasi Atlantis yang sebenarnya. Para peneliti ini mencoba untuk menggali dan mereka ulang apa yang ditinggalkan Plato dalam kisahnya.
Maka bertebaranlah peneliti yang mengklaim Atlantis terletak di Malta, India, Troya, Sardinia, Antartika, Samudera Atlantik, hingga Indonesia. Akan tetapi, bagaimana pun, semuanya hanyalah tafsir dari kisah fiktif yang dibangun Plato.

Buku Santos, AtlantisThe Lost Continent Finally Found, adalah tafsiran keberadaan Atlantis yang paling menyenangkan bagi kita. Setidaknya, ada pengakuan dari seorang peneliti terkenal dunia tentang kejayaan Indonesia pada masa lalu.
Barangkali kasus Atlantis sama seperti Majapahit yang kekuasaannya mulai dipertanyakan. Cerita-cerita dan tafsiran-tafsiran liarlah yang menyebabkan nama Atlantis, yang aslinya fiktif, menjadi nama yang identik dengan kehebatan dan kecanggihan teknologi peradaban masa lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar